Musikal sinematik “City of Love” karya sutradara Hanung Bramantyo raja mahjong akan segera hadir di Jakarta International Convention Center (JICC) pada 14 hingga 16 Februari 2025. Pertunjukan ini menggabungkan elemen teater dan sinema, menghadirkan genre baru yang disebut musikal sinematik. Salah satu bintang utama dalam produksi ini adalah Marcell Siahaan, yang berperan sebagai Badai, seorang wali kota dengan latar belakang keluarga aristokrat.
Peran Marcell Siahaan sebagai Badai
Dalam “City of Love,” Marcell Siahaan memerankan shanayaresortmalang.com karakter Badai, seorang pemuda yang kini menjabat sebagai wali kota. Badai digambarkan sebagai sosok yang kaku dan penuh protokol, mencerminkan latar belakang keluarganya yang aristokrat. Peran ini menuntut Marcell untuk menampilkan kedalaman emosi dan kompleksitas karakter yang terjebak antara tanggung jawab publik dan konflik pribadi.
Reuni dengan Tohpati
Produksi ini juga menjadi ajang reuni bagi Marcell Siahaan dan Tohpati, yang bertindak sebagai penata musik untuk “City of Love.” Keduanya pernah berkolaborasi lebih dari dua dekade lalu dalam lagu “Semusim,” yang menjadi hits di album debut Marcell. Marcell mengungkapkan rasa rindunya bekerja sama dengan Tohpati dan memuji keterbukaan serta profesionalisme sang gitaris dalam proses kreatif musikal ini.
Tantangan dalam Musikal Sinematik
“City of Love” menuntut para pemainnya untuk menguasai berbagai aspek pertunjukan, termasuk bernyanyi, akting, dan gerakan tubuh yang selaras. Meskipun Marcell tidak terlibat dalam adegan tari, ia menekankan pentingnya memahami konteks dan keterkaitan antar adegan. Menurutnya, setiap pemain harus fokus tidak hanya pada perannya sendiri, tetapi juga pada keseluruhan alur cerita untuk menciptakan pertunjukan yang harmonis dan mengalir tanpa hambatan.
Kolaborasi Lintas Generasi
“City of Love” menghadirkan deretan pemain dari berbagai generasi, mulai dari aktor senior seperti Widyawati dan Niniek L. Karim, hingga talenta muda seperti Devano Danendra dan Maisha Kanna. Kolaborasi ini menciptakan dinamika yang kaya dalam penceritaan, menggambarkan konflik dan cinta yang melintasi generasi. Marcell Siahaan menilai bahwa naskah yang ditulis oleh Agus Noor berhasil menyatukan berbagai karakter ini dalam alur yang kohesif dan menyentuh.
Kembalinya Hanung Bramantyo ke Dunia Teater
Bagi Hanung Bramantyo, “City of Love” menandai kembalinya ia ke dunia teater setelah sekian lama berkecimpung di industri film. Hanung mengungkapkan bahwa proyek ini seperti “pulang ke rumah sendiri” dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam produksi ini. Ia berharap musikal sinematik ini dapat menjadi angin segar bagi dunia seni pertunjukan di Indonesia dan menginspirasi penonton untuk lebih mencintai budaya lokal.
Dukungan dari Warisan Budaya Indonesia Foundation
“City of Love” diproduksi oleh Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation, yang dikenal aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia. Ketua Umum WBI Foundation, Yanti Airlangga, juga turut berperan dalam musikal ini sebagai Kasih. Yanti menyatakan bahwa proyek ini merupakan cita-citanya sejak lama untuk mempertemukan berbagai talenta hebat dalam satu panggung dan menciptakan pertunjukan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Kesimpulan
Musikal sinematik “City of Love” menawarkan pengalaman baru dalam dunia pertunjukan di Indonesia dengan menggabungkan elemen teater dan sinema. Partisipasi Marcell Siahaan sebagai Badai, reuni dengan Tohpati, serta kolaborasi lintas generasi di bawah arahan Hanung Bramantyo, menjanjikan sebuah pertunjukan yang kaya akan emosi dan nilai budaya. Dukungan dari WBI Foundation semakin memperkuat komitmen untuk menghadirkan karya yang bermakna dan menginspirasi penonton.